POST-MODERNISME, ARSITEKTUR

Charles Jencks and Karl Kropf (ed.), Theories and Manifestoes: Of Contemporary Architecture, Academy Editions, Baffins Lane Chichester, 1997. h. 10-11

• Kata Charles Jencks: (Arsitektur) Post-modern adalah sesuatu yang berkode ganda – kombinasi dari teknik dan metode modern dengan sesuatu yang lain (bisa tradisional) dalam rangka membuat arsitektur bisa berkomunikasi dengan khalayak ramai dan minoritas yang khusus.

Sejak para penganut post-modern ingin menjalinkan fragmen-fragmen kota, tanpa menjadi tradisional, dan dengan berkomunikasi dengan semua kelas dan semua profesional yang beragam, para penganut post-modern mengadopsi bahasa hibrida. 

Post-modern bak sebuah koalisi pelangi dari mereka yang menolak atau mengkritisi Modernisme pada tahun 1960-an. Penjelmaannya secara lojik, mereka repetitif, incantatory, tanggap terhadap hal-hal yang penting dalam sejarah peradaban:

Post-modern adalah paradoks – post-present.
Post-modern adalah ‘posteriority’, setelah semua waktu
Post-modern adalah hasrat untuk hidup “outside, beyond, after”
Post-modern adalah pengikat waktu dulu, sekarang dan mendatang
Post-modern adalah kelanjutan dari modernism serta transendennya.
Post-modern adalah lintas batas dan lintas spesies
Post-modern adalah tindakan di celah antara seni dan kehidupan
Post-modern adalah Cambozola Cheese, hibrida gen-gen terbaik pasangan C-G.
Post-modern adalah saran rabi: menghadapi dua yg ekstrim, ambil yg ketiga
Post-modern adalah revisits the past – dalam tanda kutip
Post-modern adalah revisits the future – dengan ironi
• Post-modern is the acknowledging the already said, as Eco has already said, in an age of lost innocence

 

Lebih lanjut klik: 13 Dalil Arsitektur Pasca-Modern